Sebagai seorang muslim, menjalankan salat lima waktu sudah menjadi kewajiban yang harus dilaksanakan. Terlebih lagi jika kita melakukan salat jamaah di masjid, tentu saja pahala yang kita dapatkan akan berlipat ganda. Namun menjalankan salat lima waktu berjamaah di masjid tidaklah mudah, kita perlu istiqomah untuk menjalankannya. Selama liburan semester ini, salat jamaah yang biasa aku lakukan di asrama mengalami penurunan. Benar adanya yang dikatakan oleh Ustadz Aji bahwa satu detik waktu di asrama sangatlah berharga dan takkan tergantikan.
Rumah memberikan kesan tersendiri saat pertama kali aku datang, rasanya aku ingin segera melepas rasa lelah selama beberapa bulan terakhir ini. Dengan kesibukanku sebagai mahasiswa calon guru masa depan. Rasa rindu pada keluarga akhirnya bisa terlepaskan, ku peluk erat kedua orang tuaku sesampainya di rumah, begitu juga dengan adikku satu-satunya. Tanpa sadar air mataku menetes, ini bukan karena aku cengeng.
***
Satu hal perbedaan mencolok yang aku rasakan adalah bagaimana kondisi jamaah di masjid tempat aku tinggal. Para kaula muda yang menghadiri salat jamaah dapat dihitung jari, kebanyakan adalah jamaah yang sudah menginjak kepala empat atau lebih. Sungguh miris memang melihat kondisi saat ini. Untuk saat ini memang tak banyak yang bisa ku lakukan, aku sendiri pun juga masih belajar dan perlu banyak berbenah.
Satu hal menarik yang masih ku ingat hingga saat ini adalah saat salat jamaah Maghrib. Selepas anak-anak selesai belajar mengaji biasanya mereka ikut untuk salat jamaah, beberapa diantaranya langsung pulang ke rumah. Masjid menjadi sangat ramai menjelang Maghrib tiba, anak-anak riang bermain di serambi masjid. Gelagak tawa mereka pun dapat terdengar hingga jarak belasan meter. Tak jarang pula ada diantara mereka yang menangis karena olok-olokan, wajarlah namanya juga anak-anak.
Saat adzan berkumandang, mereka bergegas mengambil wudhu. Aku yang pada saat itu kebetulan juga mengambil wudhu pun membimbing mereka cara berwudhu yang benar agar salat yang dikerjakan pun sah. Ada saja mereka yang malah bermain air, mencipratkan air ke teman-teman yang lain hingga timbul saling ciprat air. Aku hanya bisa tersenyum dan sesekali mengingatkan mereka.
***
Sembari menunggu iqomah, aku selalu membaca Al-Qur’an. Meski tak banyak ayat yang aku baca, namun setidaknya aku melakukan sesuatu yang bermanfaat. Anak-anak masih sibuk dengan aktifitasnya. Waktu iqomah pun tiba, salat jamaah Maghrib pun akan segera dilaksanakan. Para jamaah pun satu per satu mulai memasuki masjid. Anak-anak yang tadi bermain di serambi pun juga mulai merapat.
Ku rasa hanya di waktu Maghrib saja dimana masjid dipenuhi oleh jamaah dibandingkan pada salat yang lainnya. Namun aku bersyukur, masih ada pemuda yang sadar betapa pentingnya salat jamaah di masjid. Dan aku berharap pemuda-pemuda yang lainnya tergugah hatinya untuk datang salat jamaah di masjid.
Komentar
Posting Komentar